Senin, 09 November 2009

bentuk pemerintahan negara angola


ANGOLA
Ibrahim Caraka Debe

Republik Angola adalah sebuah negara yang terletak di Afrika bagian barat daya. Angola berbatasan dengan Namibia, Republik Demokratik Kongo, Zambia dan Samudra Atlantik. Cabinda yang merupakan sebuah provinsi Angola berbentuk eksklave, berbatasan dengan Republik Kongo. Luas wilayah Angola hampir dua kali luas pulau Borneo; menempati peringkat ke-22 sedunia (setelah Niger dan sebelum Mali). Negara ini merupakan salah satu produsen kopi utama di dunia dan termasuk negara terkaya di Afrika berkat sumber alamnya, terutama bijih besi, intan, dan tembaga. Angola memiliki 18 provinsi dan 158 kotamadya. Provinsi-provinsinya adalah Bengo, Benguela, Bié, Cabinda, Cuando Cubango, Cuanza Norte, Cuanza Sul, Cunene, Huambo, Huila, Luanda, Lunda Norte, Lunda Sul, Malanje, Moxico, Namibe, Uige, Zaire. Angola beribukota di Luanda. Presidennya bernama José Eduardo dos Santos. Perdana Menterinya bernama Fernando da Piedaden dan Dias dos Santos.
Partai nasionalis Angola mulai merundingkan kemerdekaan pada Januari 1975, setelah perang gerilya selama 14 tahun dan jatuhnya pemerintahan fasis Portugal oleh kudeta militer. Perang saudara pecah antara MPLA ((Movimento Popular de Libertação de Angola), UNITA (União Nacional para a Independência Total de Angola) dan FNLA (Frente Nacional de Libertação de Angola). Campur tangan pihak asing memperburuk keadaaan antara ketiga pihak. Pasukan Afsel bersekutu dengan UNITA dan menyerang Angola pada Agustus 1975 untuk memastikan bahwa di sana tidak ada gangguan dari negara Angola merdeka yang baru di Namibia, yang saat itu masih di bawah pendudukan AfSel. Uni Soviet membantu MPLA dan memberi banyak dukungan ekonomi. Pasukan Kuba datang untuk mendukung MPLA pada Oktober 1975, mengendalikan ibukota, Luanda, dan menjauhkan pasukan AfSel. MPLA mendeklarasikan diri untuk menjadi pemerintahan de facto atas negeri saat sedangkan secara resmi kemerdekaan diumumkan pada 11 November 1975, dengan Agostinho Neto sebagai presiden pertama.
Pada 1976, gabungan MPLA dan pasukan Kuba mengalahkan FNLA. Hal tersebut meninggalkan UNITA (didukung oleh Amerika Serikat dan AfSel) dan MPLA yang Marxis berseteru berebut kekuasaan. Konflik antara MPLA dan UNITA pecah. Hal ini dipicu oleh geopolitik Perang Dingin dan oleh kemampuan kedua partai itu mengakses SDA Angola. MPLA memberlakukan pajak atas SDA minyak lepas pantai, sedangkan UNITA mengakses berlian aluvial yang dengan mudah diselundupkan melalui perbatasan negeri itu yang keropos.
Pada 1991, faksi-faksi itu menyetujui Persetujuan Bicesse yang mengubah Angola menjadi negara multipartai, namun setelah presiden Jose Eduardo dos Santos dari MPLA memenangkan pemilihan yang diawasi PBB, UNITA menyatakan adanya penipuan dan perang pecah kembali.
Persetujuan damai 1994 (protokol Lusaka) antara pemerintah dan UNITA menyediakan integrasi bekas pemberontak UNITA ke dalam pemerintahan. Pemerintahan persatuan nasional dibentuk pada 1997, namun perang meletus lagi pada akhir 1998. Presiden José Eduardo dos Santos mencabut fungsi tetap instansi demokrasi akibat konflik.
Pada 22 Februari 2002, Jonas Savimbi, pemimpin UNITA, ditembak mati dan gencatan senjata dicapai antara 2 faksi. UNITA membubarkan sayap bersenjatanya dan menerima peran partai oposisi utama. Meski nampaknya keadaan politik negeri itu akan kembali pulih, presiden dos Santos tidak mengizinkan proses demokrasi tetap terjadi. Masalah utama Angola adalah krisis kemanusiaan yang serius (akibat perang berkepanjangan), berlimpahnya pertambangan, dan aksi gerakan gerilya yang berperang buat kemerdekaan eksklaf Kabinda yang terletak di utara (Frente para a Libertação do Enclave de Cabinda). Angola menjadi salah satu dari sedikitnya negara Afrika yang bergabung dengan blok Soviet dan menjadi komunis, bersama dengan koloni Portugis Mozambique.







post by bekicotbeking.blogspot.com 

Tidak ada komentar: